RADAR TV – Masing-masing dari kita umat Islam, pastilah memilki ayat atau surat favorit dalam Al Qur’an. Ketika kita suka terhadap ayat tertentu, atau surat tertentu, kita tentu akan mengulang-ulang untuk membacanya.
Nah, kali ini saya ingin coba mengulas tentang kandungan surat Al ‘Asr atau yang kita kenal surat Wal-Asri, yang merupakan salah satu surat favorit saya. Walaupun tergolong surat pendek, namun kandungan makna di dalamnya, begitu luas, bahkan begitu pentingnya.
Setidaknya, ada 3 poin penting yang terkandung dalam surat ini.
Poin pertama. Dalam ayat 1 dan 2, Alloh SWT menegaskan melalui surat ini bahwa seluruh umat manusia berada dalam kerugian. Ini ditegaskan Alloh dengan sumpah yang maha dahsyat. Demi hal yang sangat penting dan berharga bagi kita semua, yakni demi waktu. Dan dikatakan seluruh manusia, tidak terkecuali. Bahwa semuanya berada dalam kerugian.
Ketika Alloh menegaskan demikian, artinya mustahil salah. Padahal sahabat semua pasti setuju, bahwa tidak ada satu pun orang yang ingin rugi. Semuanya ingin mendapatkan keberuntungan dan keberkahan. Baik dalam urusan menuntut ilmu, bekerja, berusaha, dan lain sebaginya. Tapi Alloh SWT disini menegaskan bahwa seluruh manusia berada dalam kerugian.
Poin kedua. Dalam ayat ke-3 ternyata Alloh SWT kemudian menyebutkan, ada golongan manusia yang tidak akan rugi alias pasti beruntung. Siapakah orang tersebut? Jenis manusia seperti Apa? Ternyata orang yang tidak rugi, atau mendapat keberuntungan, disampaikan Alloh SWT adalah orang yang Beriman dan senantiasa Beramal Shaleh. Dari sini kita bisa memahami, bahwa Iman adalah hal yang sangat penting, yang harus kita tancapkan dalam sanubari kita. Dengan iman yang semurni-murninya iman. Dengan tulus dan ikhlas. Tanpa paksaan.
Selanjutnya beramal saleh. Hal ini tentu tidak hanya Amal Shaleh yang terkait ibadah ritual seperti sholat, puasa, zakat, atau berhaji. Tapi seluruh aktivitas kita bisa juga bernilai sebagai amal shaleh dihadapan Alloh SWT. Tentu ada syaratnya. Yakni harus diniatkan dengan niat yang baik semata-mata untuk ibadah, bertawakal kepada Alloh SWT. Caranya tidaklah sulit, cukup awali dengan Basmallah dalam setiap aktivitas yang akan kita lakukan. Bismillahirohmanirohim.
Jadi kalau mau bekerja, baca basmallah, maka pekerjaan kita insyaAlloh bernilai amal sholeh. Ketika mau makan, ucapkan basmallah, maka insyaAlloh makan kita akan bernilai amal sholeh. Dan begitu seterusnya untuk seluruh aktivitas kita. Ini memang terdengar mudah, namun terkadang kita lupa. Padahal dalam Islam, segala aktivitas kita mulai bangun tidur hingga tidur kembali, ada do’a nya. Bila kamu belum hafal do’a untuk setiap aktifitas yang akan dilakukan, setidak-tidaknya ucapkan Basmalah ketika memulainya, dan kemudian akhiri dengan Hamdalah. Alhamdulillah.
Terakhir poin ketiga. Bahwa Alloh SWT juga menegaskan bahwa orang yang tidak akan rugi, alias memperoleh keberuntungan adalah yang selalu Menasihati Dalam Kebenaran dan Menasihati Dalam Kesabaran. Wah, kalau ini dilakukan. Tertib sudah semuanya. Bagaimana tidak, misalnya ketika di tempat kerja, sudah masuk waktu sholat, saling mengingatkan untuk bersegera sholat. Ketika melihat ada yang membuang sampah sembarangan, diingatkan dengan baik, untuk membuang sampah pada tempatnya. Dan begitu seterusnya. Kita semua pastilah menjadi insan-insan yang baik dan amanah. Insan yang berprilaku seperti yang dicontohkan baginda Rosul. insyaAlloh.
Kemudian selalu menasihati dalam kesabaran. Hal ini penting lho. Karena saya percaya, bahwa tidak ada manusia yang baik-baik saja, pastilah semuanya sedang berjuang menghadapi ujiannya masing-masing. Pastilah itu. Tentu dengan porsi ujian yang berbeda-beda. Nah ketika kita saling menasihati dalam kesabaran, maka ujian itu tentu akan terasa ringan. Karena bisa jadi ada banyak solusi yang diperoleh.
Misal kita tengah diuji dengan beban pekerjaan yang begitu berat, dengan deadline yang ketat. Ketika semua saling menasihati dalam kesabaran, tentu kita akan lebih tercerahkan. Bahwa pekerjaan ini adalah amanah, dan tangung jawab yang harus diselesaikan dengan baik, untuk tujuan besar bagi perusahaan tempat kita bekerja. Pasti akan mampu dijalankan dengan lebih ringan. Dan lain sebagainya.
Melihat makna yang begitu dalam yang terkandung dalam surat Al ‘Asr ini, saya beranggapan jika kita semua mampu memahami dan melaksanakannya, maka Cukup Sudah. InsyaAlloh kehidupan kita semua akan baik, tertib, dan tertata dengan rapih.
Di akhir tulisan ini, saya ingin berpesan agar kita semua tetap berpegang teguh pada pedoman hidup kita, pedoman yang maha agung, yakni Al Qur’an, yang merupakan mujizat bagi Rosululloh Muhammad SAW hingga akhir zaman kelak.
Mudah-mudahan kita semua senantiasa konsisten untuk melaksanakan kewajiban kita terhadap Al Qur’an ini, yakni : membaca, memahami isinya, mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari, dan mensyiarkan atau menyampaikan kembali kepada orang lain. (*)