RADAR TV, CIAMIS – Hujan deras yang telah mengguyur wilayah Ciamis selama beberapa hari terakhir ini telah memicu terjadinya berbagai bencana alam, terutama tanah longsor dan banjir.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis, tercatat sebanyak 14 titik bencana alam berupa banjir dan longsor yang tersebar di Kecamatan Ciamis, Cidolog, Baregbeg, Pamarican, dan Kawali.
Hingga saat ini tidak ada laporan jatuhnya korban jiwa akibat longsor maupun banjir. Namun kerugian materi yang ditimbulkan akibat bencana alam ini diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
Menurut Kepala BPBD Kabupaten Ciamis, Dadang Darmawan, guna meminimalisir risiko jatuhnya korban jiwa, Pemerintah Daerah Ciamis meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terutama saat turun hujan pada malam hari.
“Menurut dari pantauan cuaca memang ciamis masuk ke wilayah yang hujan disertai angin kencang, hanya yang terjadi kemarin itu yang lebih masif. Ada beberapa laporan masuk kurang lebih ada 14 bencana longsor dan banjir”, kata Dadang.
Sebelumnya pada Selasa sore hingga malam, dusun Kereteg, Desa Mekarjadi, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis dilanda longsor yang mengakibatkan rumah milik Rusman rusak parah.
Tebing tembok setinggi 3 meter dengan lebar 7 meter itu ambruk dan menimbun bagian dinding serta atap rumah yang berada di bawahnya.
Beruntung, para penghuni rumah langsung berhamburan ke luar untuk menyelamatkan diri sehingga tidak ada korban jiwa dalam musibah ini. Namun, istri Rusman, Engkar, menderita luka-luka akibat tertimbun material longsor.
Menurut Engkar, musibah longsor ini terjadi saat mereka sedang tertidur pulas. Kemudian, mereka terbangun oleh suara gemuruh serta guncangan keras sebelum tebing tembok di belakang rumahnya ambruk.
Meskipun mengalami kerusakan akibat tertimbun longsor, para korban memilih untuk tetap bertahan di dalam rumah sembari menunggu proses perbaikan.
Sementara itu, masjid Al-Mubarokah di Dusun Ciwahangan, Desa Baregbeg, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis juga tidak luput dari dampak bencana alam. Masjid tersebut terendam banjir yang berasal dari Sungai Cikalong yang meluap setelah diguyur hujan deras sejak sore.
Ketinggian air diperkirakan mencapai 30 centimeter atau setinggi betis orang dewasa. Air yang merendam halaman hingga ke dalam ruangan masjid ini mengakibatkan sejumlah peralatan elektronik, perlengkapan salat, serta kitab suci Al-Qur’an mengalami kerusakan.
Beruntungnya, saat musibah ini terjadi, masjid dalam keadaan kosong sehingga tidak ada korban jiwa. Namun, akibat kejadian tersebut, total kerugian materi ditaksir mencapai jutaan rupiah.
Ketua DKM Al-Mubarokah, Iwan Setiawan, mengatakan keberadaan masjid Al-Mubarokah ini sangat penting bagi warga karena selain digunakan untuk menggelar salat berjamaah, juga dimanfaatkan untuk kegiatan mengaji anak-anak.
Pascamusibah banjir ini, pihak DKM Al-Mubarokah berharap adanya bantuan dari pemerintah untuk memperbaiki fasilitas masjid yang rusak sehingga dapat kembali dipergunakan untuk kegiatan ibadah.***