RadarTv – Pancasila merupakan ideologi dan dasar negara Republik Indonesia. Di dalamnya, terdapat lima sila yang memiliki nilai-nilai yang wajib kita amalkan dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila resmi di jadikan dasar negara Indonesia pada 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Namun, tahukah kamu bagaimana sejarah teks Pancasila?.
BACA JUGA: Kenali Makna Simbol-simbol Dalam Pancasila
Sejarah teks Pancasila, di awali pada masa kemerdekaan Indonesia. Pada sidang pertama PPKI, yaitu tanggal 1 Juni 1945, Presiden Soekarno mengusulkan penyusunan teks dasar negara yang akan menjadi landasan bagi kemerdekaan negara Indonesia yang baru. Teks Pancasila ini, tidak di susun oleh individu-individu tertentu secara eksklusif. Namun terdapat beberapa tokoh yang berperan penting dalam penyusunan Pancasila. Berikut ini adalah beberapa tokoh yang terlibat dalam proses penyusunan teks Pancasila.
1. Soekarno
Soekarno merupakan presiden pertama Republik Indonesia, sekaligus salah seorang yang memainkan peran utama dalam penyusunan Pancasila. Ia adalah seorang pemimpin proklamasi kemerdekaan Indonesia dan secara aktif terlibat dalam sidang-sidang PPKI yang membahas dasar negara.
BACA JUGA: Seberapa Penting Hari Kesaktian Pancasila? Berikut Penjelasannya!
2. Mohammad Hatta
Mohammad Hatta merupakan Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia dan juga sangat berperan penting dalam proses penyusunan teks Pancasila. Ia turut aktif dalam diskusi dan perdebatan di dalam PPKI untuk mencapai kesepakatan mengenai teks dasar negara.
3. Ki Hadjar Dewantara
Ia merupakan tokoh pendidikan nasional. Ki Hadjar Dewantara memiliki kontribusi penting dalam pemilihan kata dan pengembangan kata-kata dalam Pancasila. Ia merumuskan konsep pendidikan dalam konteks nilai-nilai Pancasila.
BACA JUGA: Keindahan Wisata di Tasikmalaya: Menjelajahi Permata Tersembunyi Jawa Barat
4. Muhammad Yamin
Seorang tokoh nasionalis dan ahli hukum, Ia berperan dalam menyusun teks resmi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang termuat dalam Pancasila. Ia juga berkontribusi dalam diskusi-diskusi PPKI terkait pembentukan dasar negara.
5. Soepomo
Seorang ahli hukum ini, juga terlibat dalam pembahasan dan perumusan teks Pancasila. Ia memberikan kontribusi dalam proses pembuatan UUD 1945 dan turut berperan dalam penyusunan Pembukaan UUD 1945 yang memuat Pancasila.
Walaupun beberapa tokoh di atas berperan sangat penting, namun perlu di catat bahwa dasar negara ini adalah hasil dari debat, diskusi, dan konsensus yang melibatkan banyak pihak di dalam PPKI. Akhirnya, tercipta sebuah kompromi yang dikenal sebagai Pancasila.
Pancasila memuat lima sila atau prinsip dasar yang menjadi panduan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. Kelima sila tersebut yaitu:
- Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila ini menyatakan kepercayaan bangsa Indonesia kepada Tuhan yang Maha Esa. Walaupun Indonesia memiliki agama resmi, namun rakyat Indonesia mampu menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan dan menghormati keberagaman agama.
- Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Sila kedua ini, menegaskan pentingnya menghormati martabat dan nilai-nilai kemanusiaan, serta menjunjung tinggi keadilan dan kesopanan dan berinteraksi dengan sesama manusia.
- Persatuan Indonesia. Sila menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, menghormati perbedaan suku, agama, ras, dan golongan, serta mempromosikan semangat gotong royong.
- Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Sila keempat menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara demokrasi yang mengedepankan kedaulatan rakyat, di mana keputusan-keputusan penting di ambil melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.
- Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Sila kelima menekankan perlunya mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, melalui pembagian kekayaan, kesempatan yang adil, dan menghilangkan segala bentuk penindasan dan diskriminasi.
Lima sila Pancasila ini merupakan representasi dan semangat dan tekad bersama bangsa Indonesia untuk membentuk dasar negara yang kokoh dan mencerminkan nilai-nilai universal.(****)