RADAR TV, KAB. TASIKMALAYA – Masyarakat Indonesia pastinya tidak asing lagi dengan cemilan khas dari kulit sapi yakni kerupuk kulit.
Teksturnya yang renyah membuat kerupuk kulit menjadi cemilan yang pas untuk dijadikan teman saat santai.
Di Desa Sukadana Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya, terdapat sentra perajin kerupuk kulit yang sudah ada secara turun temurun.
Dalam sehari mereka bisa menghabiskan 5 kwintal kulit sapi, serta menghasilkan satu setengah kwintal kerupuk kulit yang siap dipasarkan.
Salah seorang perajin kerupuk kulit di Desa Sukadana, Mamat Ruhimat menjelaskan, pembuatan kerupuk kulit kini tidak terpengaruh dengan cuaca.
Meski musim hujan, produksi kerupuk kulit masih bisa tetap berjalan dengan menggunakan oven sebagai pengganti sinar matahari.
“Pembuatan kerupuk kulit itu berawal dari kulit sapi yang diambil dari jagal. Kemudian ketahap pembersihan, setelah pembersihan ke tahap pematengan hingga tahap pemotongan, setelah itu di jemur hingga kering, kemudian tahap pembuatan kerupuk kulit. Sekarang produksi kerupuk kulit tidak bergantung pada cahaya matahari karean sudah ada oven”, kata Mamat.
Hasil produksinya saat ini sudah dijual hingga ke daerah Semarang, Kebumen, Tegal, Bandung, bahkan hingga mancanegara seperti Malaysia dan Brunei.
Harga Kerupuk kulit yang diproduksinya dibandrol Rp 100 ribu per 1 kilogram. Dalam sehari rata-rata bisa menjual lebih dari 100 bal kerupuk, dengan berat masing-masing 2 kilogram.
Sementara itu, Kepala Desa Sukadana, Aang Kusnadi menegaskan, sejak dulu Desa Sukadana sudah menjadi sentra perajin kerupuk kulit secara turun temurun.
Kehadiran sentra produksi kerupuk kulit ini, menurut Aang, sedikitnya bisa menyerap tenaga kerja untuk mengurangi angka kemiskinan.
“Memang dari dulu kerukup kulit ini dijual hingga manca negara, yaitu Malaysia. Alhamdulillah intinya meskipun di Jakarta, di Jawa, dimana-mana kerupuk kulitnya dari wilayah Sukadana”, ujar Aang. ***