Dulu Hidup Susah, Inilah Kisah Edwin Sean Yang Kini Sukses Kelola 10 Sektor Bisnis

RADAR TVNandi Muhammad Januar atau lebih dikenal dengan nama Edwin Sean Al- Mahbubby adalah seorang pengusaha yang telah meraih banyak keberhasilan di usianya yang masih muda. Dia merupakan Founder sekaligus Direktur Utama PT. ARTEMIS BOSPHORA ARTHAGENA, sebuah perusahaan yang bergerak di 10 Sektor bisnis, yakni Export-Import, International education centre, Tour and travel, Property, Perdagangan tekstil, Restoran, Cafetaria, Spa, Agrikultur, Peternakan dan berbagai pengembangan bisnis lainnya.

Edwin lahir pada tanggal 6 Januari 2001 di Australia. Ia merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Ibunya seorang penyanyi Qasidhah terkenal berdarah sunda, sedangkan ayahnya blasteran Indonesia-Korea. Namun kedua orang tuanya kemudian berpisah sebelum ia lahir. Edwin tumbuh dan tinggal bersama ibunya.

Sejak kecil ia pun tidak pernah tahu bagaimana wajah ayah kandungnya, hal tersebut semakin membulatkan tekadnya untuk berupaya lebih keras demi memperbaiki kehidupan dan keluarganya. Hidup berpindah-pindah dari kostan satu ke kekostan lain. Beberapa kali ibunya menikah, mereka juga sempat mengalami KDRT.

Sempat Mengalami Depresi Berat

Edwin mengalami banyak hal pahit, namun yang paling membekas di hatinya sampai membuat mentalnya hancur adalah kejadian dimana ia dituduh warga setempat sebagai penyebab kematian temannya sendiri yang jatuh terpeleset ke dalam sungai. Kematian temannya dan fitnah dari warga itu membuat Edwin kecil mengalami trauma dan depressi berat. Ia semakin menutup diri dari orang-orang , bahkan sempat beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri.

“Sempat waktu itu pake Cutter ke tangan, untungnya gak kena nadi, dan langsung mendapat penangan. Pernah juga minum obat, dan ternyata hanya menambah masalah saja. Tapi setelah itu saya sadar dan tidak melakukan hal bodoh itu lagi”, ungkap Edwin.

Edwin sering berpindah-pindah sekolah karena mengalami perundungan oleh temannya, hal ini dikarenakan ketika itu ia belum fasih beribicara Bahasa Indonesia, ia lebih pandai berbicara dengan Bahasa Inggris, sebelum akhirnya kini juga menguasai Bahasa Turki.

Ibunya kembali menikah ketika Edwin hendak melanjutkan sekolah MTSN Sukamanah, Pesantren Cihideung. Setelah lulus, ia melanjutkan di MAN 1 Darussalam Ciamis, dan pada saat itu ibunya menikah Kembali dengan KH. Drs. Nandang Mahbub yaitu Pimpinan Pesantren Nurul Huda.

Di MAN Darussalam Edwin semakin mengembangkan bakatnya dan mendapat project membangun komunitas robotika pertama di Ciamis. Ia juga mulai belajar investasi saham melalui program BNI Broker pada usia 17 tahun, kemudian berkoordinasi bersama seorang pengusaha (teman dari ayah tirinya sendiri) yang kemudian membantunya meminjamkan modal. Seiring berjalannya waktu, ia dapat mengembalikan modal tersebut dan membeli rumah serta mempersiapkan dana untuk kuliah. Meski pemilihan jurusan sempat bertentangan dengan ibunya.

Ibunya menginginkan Edwin masuk ke Kedokteran, sedangkan dirinya sendiri ingin menjadi pilot, akhirnya ia memutuskan mendaftar ke berbagai universitas luar negeri yaitu Ca Foscari University di Itally melalui program Beasiswa Waiver dan berhasil diterima. Selain itu ia juga mendaftar di Breeman University, Chicago University, dan Washington University. Disini terjadi pergelutan batin antara Edwin dan ibunya. Pada akhirnya ia memutuskan untuk kuliah di Turki hingga masuk ke Nigde Omer Halisdemir Üniversitesi jurusan Hubungan Internasional Bidang Ekonomi (IBMI) melaui Beasiswa Partial.

Terjebak Dalam Pedagangan Barang Gelap

Pada Januari tahun 2019, Edwin menjadi perwakilan Best Positioning Paper sebuah program pemerintah Zimbabwe yang membantu menangani krisis di Zimbabwe. Pada tahun yang sama ia bertemu dan bekerja sama dengan Alaatin Mehmed seorang CEO sukses dari perusahaan Alaatin. CEO ini lalu mengenalkan Edwin pada Amiir, Direktur Alaatin berkebangsaan Pakishtan, yang kemudian memberikan kepercayaan pada Edwin untuk menjadi CEO wilayah Asia. Dan sejak saat itu Edwin bergabung dalam komoditas INDO – TURKI.

Ada cerita kurang  menyenangkan saat Edwin menjalankan bisnis ini. Suatu hari dalam perjalanan exportnya Edwin diharuskan berurusan dengan orang-orang Irak yang dikenal kurang ramah. Saat itu ia ditugaskan mengirimkan barang ke Russia, yang tanpa sepengetahuannya ternyata barang tersebut menuju black market. Baginya itu adalah perjalanan paling dramatis semasa hidupnya.

“Itu ketika mengirim barang-barang branded, di pertengahan jalan menuju Iran ada Port perpindahan barang, turun dari mobil seperti dalam di film action. Setelah selesai transaksi, gak lama kemudian terlihat kobaran api yang besar, itu kemungkinan barangnya di bakar karena ketahuan oleh petugas resmi”, kenang pemuda 22 tahun ini.

Jadi Direktur Utama Di Usia 20 Tahun

Setelah banyak mendapat ilmu berniaga akhirnya Edwin memutuskan untuk keluar dari Alaatin dan mulai mengembangkan bisnisnya sendiri yaitu melalui Alfavesta.co. Yaitu sebuah perusahaan export–import yang membawahi general manage di Singapur, Malaysia, Kazakhistan, Pakistan dll sebagai CEO pada tahun 2020.

Ia menjadi general manager termuda dan memimpin orang-orang yang usianya lebih tua darinya. Setelah itu, Edwin memutuskan membuka perusahaan sendiri yang bernama PT ARTEMIS BOSPHORA ARTHAGENA dan menjadi Direktur Utama pada Usia 20 tahun. Hingga saat ini PT ARTEMIS BOSPHORA ARTHAGENA masih berkembang dan berekspansi ke berbagai sektor bisnis lainnya.

Dengan ini Edwin ingin membuktikan diri terutamanya kepada ibunya bahwa anaknya bisa sukses dan tidak dianggap remeh. Ia sukses mengangkat harkat, derajat dan martabat orang tua, khususnya ibunya. Sebab kesuksesannya tidak akan bisa digapai tanpa dukungan doa ibu dan ayah, bagi Edwin semua ini karena ridhonya mereka.

“Saya ingin sekali berangkat Umroh atau Haji bareng Ibu, tapi karena terbatasnya waktu kita berdua, jadi sampai sekarang masih belum kesampaian. Semoga saja bisa tercapai dalam waktu dekat”, harap Edwin.

PT ARTEMIS BOSPHORA ARTHAGENA beralamat di Jl. Raflesia 1, Blok 58, Cipedes Panglayungan, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Untuk kantor international beralamat di  Esentepe,  Buyukdere Cd.  No:175/7,  34394  Sisli/İstanbul,  Türkiye  gedung  Ferko Signature Building.

Kini perusahaan sedang mengembangkan program Bosphora Foundation, yakni program pendidikan yang bekerjasama dengan berbagai pihak institusi pemerintah negeri maupun swasta dalam memajukan pendidikan indonesia didalam maupun diluar negeri.

Melalui program Bosphora Foundation, dirinya ingin mencetak generasi berintegritas tinggi sehingga bisa berkompetensi dan mampu bersaing baik di dalam dan luar negeri.

Bosphora foundation memiliki 4 macam program diantaranya yaitu Program Artemis Scholarship, Program Kuliah Di Turki Mandiri, Program Tekamul, program Tabungan Seraya Edukasi.***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *