RADAR TV, CIAMIS – Kontestasi pemilihan Calon Anggota Legislatif tahun 2024, tidak hanya diramaikan para politisi, pengusaha, mantan birokrat maupun selebritis yang diidentikan memiliki kekuatan logistik untuk mendulang suara. Namun kini masyarakat biasa yang profesinya hanya dipandang sebelah mata juga bisa mencalonkan dirimenjadi anggota dewan.
Seperti yang dilakukan Fakhrizal Rismawan, duda beranak tiga yang berprofesi sebagai juru parkir ini, nekat mendafatrkan diri ke Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Kabupaten Ciamis, sebagai bakal Calon Anggota Legislatif dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Fakhrizal Rismawan akan memperebutkan suara di Daerah Pemilihan (DAPIL) Ciamis 1, yang meliputi wilayah Kecamatan Ciamis, Sadananya, Cikoneng Dan Sindangkasih.
Rizal mengaku telah menghabiskan uang tabungan sebesar tiga juta rupiah untuk melengkapi berbagai kebutuhan administrasi sebagai bacaleg dari PKB.
Meski telah terdaftar sebagai calon peserta Pileg 2024, namun Rizal mengaku tidak memiliki anggaran untuk menyediakan kebutuhan atribut kampanye. Apalagi kalau harus membagi-bagikan uang untuk membeli suara.
Dalam menyiasati kebutuhan logistik tersebut, dirinya akan menerapkan pola pendekatan secara personal kepada para calon pemilihnya.
“Ya karna kan di kaum ini kan sangat kurang diperhatikan oleh…., kaum bawah ini kaya saya kan, jadi kurang gimana perhatiannya kepada kaum bawah seperti saya gitu. ya kalau modal sih saya gak ada modal, modal kenekatan saya sendiri, saya untuk mengaspirasikan suara orang bawah untuk maju jadi anggota dewan, seperti saya tukang parkir atau para pedagang dan para orang-orang bawah, alhamdulillah semua persyaratan udah diterima oleh pihak KPU, kalau biaya untuk administrasi persyaratan itu dari saya sendiri pak”. Ujar Fakhrizal.
Terlepas terpilih atau tidaknya menjadi Anggota Dewan, Rizal menyatakan akan tetap melakoni profesinya sebagai tukar parkir, yang selama ini menjadi sumber penghidupannya sehari-hari.
Meski tak memiliki modal finansial, namun Rizal tetap optimis bakal mendapatkan dukungan dari masyarakat, terutama dari sesama rekannya yang mengadu nasib di jalanan.
“Sehari-harinya kerja disini sebagai tukang parkir, baik ya.. orangnya baik. mudah-mudahan kalau sudah jadi bisa melihat kepada orang yang mendukung, orang kecil”. Ujar Jaja.***